Saturday, August 11, 2012

PESERTA DIDIK TAMAN KANAK-KANAK ITU BERNAMA KIKA



Tak terasa, sebulan lalu kika telah resmi menjadi siswa Taman Kanak-Kanak. Padahal, rasanya baru kemarin aku mengantarkannya mendaftar playgroup. Beginilah rasanya menjadi orang tua, meski tiap hari mengikuti tumbuh kembangnya, tetap saja rasanya terkaget-kaget begitu anak kita bertambah umurnya.

Hari-hari terakhir di play group terasa amat menyenangkan bagi kika. Agaknya para pendidik di kelompok bermain itu amat berkesan di hati kika. Bu fatim, bu mini, bu lin, bu ema, bu asiyah, semua sudah seperti keluarga bagi anak didiknya. Bagi kika mereka semua adalah pendidik yang murah senyum dan tak alpa menghibur, jika kika dan teman-temannya merasa takut atau jerih.

Hal lain yang amat berkesan bagi Kika adalah ketika pada momen penerimaan ijazah dan perpisahan, ia mendapat kesempatan menari “embok Jamu” dengan memakai kebaya. Tarian yang lucu khas anak-anak, kebaya mungil dan ciput yang dimodifikasi menjadi layaknya sanggul, membuat anak-anak itu semakin menggemaskan. Dan tiapkali ditanya mengenai kesannya selama di play group, kika selalu bergegas menjawabnya, “Adek pingin play group lagi.” Hehehe...

Tapi tentu saja itu tidak itu tidak mungkin, kini kika telah resmi menjadi peserta didik Taman Kanak-Kanak. Karena antara TK dan Playgroup kika yang dulu bukan satu kesatuan, kini semua kembali menjadi hal baru baginya. Dan itu agaknya yang membuat kika menjadi sering merasa kurang nyaman menjalani hari-hari pertamanya di Taman Kanak-Kanak. Namun semua itu wajar karena hidup adalah proses belajar. Guru baru, sekolah baru, teman baru serta suasana baru adalah ruang pembelajaran yang terus-menerus. Semuanya harus dilalui demi kehidupannya yang akan datang. Jadi anak hebat ya kika... rajin belajar, di dalam maupun di luar kelas. Ibu akan selalu mendoakanmu. Amin.

Friday, August 10, 2012

PUASA RAMADLAN CACA



Alhamdulillah, ini tahun kedua caca menjalankan ibadah puasa. Jika pada ramadlan sebelumnya caca memulai ramadlan dengan puasa bedug hingga tujuh hari, lalu melanjutkan sisa ramadlan dengan puasa penuh hingga sore hari, untuk ramadlan kali ini, caca memilih puasa penuh sejak awal ramadlan. Mungkin banyak anak-anak seusia caca yang juga melakukan hal sama. Namun sebagai orang tua, tentu kemauan caca untuk puasa penuh selama ramadlan di usianya yang ke tujuh tahun membuatku merasa bangga sebagai orang tua. Belum lagi kemauannya untuk mengikuti tarawih dua puluh rakaat plus witir tiga rakaat tanpa jeda, sungguh, aku hanya bisa berucap syukur tiada tara.

Mengajarkan ibadah kepada anak adalah kewajiban orang tua. Tanpa support dari orang tua, tidak mungkin kemauan ibadah anak akan datang dengan sendirinya. Namun, meski demikian, lingkungan pergaulan pasti juga memiliki pengaruh yang tidak sedikit bagi keinginan anak untuk belajar beribadah sesuai dengan tuntunan agamanya. Dalam hal ini, lagi-lagi syukur tiada tara, bahwa caca ditakdirkan hidup di tengah lingkungan pesantren, yang notabenenya memiliki tradisi keberagamaan yang cukup kuat. Dan semoga, pondasi keberagamaan yang sudah tertanam sejak kecil ini, akan membawa kebaikan dan keberuntungan bagi seluruh hidup caca dan keluarga. Semoga Alloh senantiasa meridloi-nya. Amin